Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah Lengkap dalam Arab, Latin dan Hikmahnya/Foto: (Foto: Getty Images/iStockphoto/mustafagull)
Jakarta, Insertlive -
Setiap umat Islam mempunyai tanggungjawab menjalankan ibadah Salat lima waktu setiap harinya. Setiap salat pasti bakal didahului dengan niat nan merupakan bagian dari rukun salat. Kemudian bisa dilanjutkan dengan takbiratul ihram dan membaca angan iftitah.
Nah, angan iftitah ini tidaklah masuk dalam rukun salat. Kendati demikian, membaca angan iftitah dianjurkan sebagaimana disampaikan oleh Imam Nawawi nan merupakan ustadz beraliran syafi'i.
Imam Nawawi menganjurkan agar setiap umat Muslim ketika salat membaca angan iftitah. Baik itu saat salat wajib maupun salat sunah. Tak hanya itu saja, seorang muslim nan apalagi mengerjakan salat sembari berebahan alias seorang musafir sekali pun tetaplah dianjurkan untuk membacanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena dengan membaca angan iftitah baik angan iftitah Muhammadiyah maupun NU, bakal mendapatkan pahala sedangkan untuk nan tidak membacanya salatnya tetap sah namun pahala dari membaca angan iftitah tidak dia dapatkan.
Berikut ini referensi angan iftitah Muhammadiyah, komplit dengan hikmah membacanya.
Perbedaan Doa Iftitah NU dan Muhammadiyah
Bacaan sholat NU maupun Muhammadiyah dalam perihal ini adalah angan iftitah, keduanya sangat berbeda. Mengingat kita mengerti betul gimana angan iftitah sangat krusial bagi umat Muslim dalam menjalankan rakaat salat untuk pertama kali.
Dalam sebuah hadist riwayat Abu Hurairah RA, menjelaskan gimana norma dari membaca angan iftitah setelah takbir pertama salat, nan artinya:
"Biasanya Rasulullah Sallalahualaihi Wassalam, setelah takbir dalam salat, beliau tak bersuara sejenak sebelum membaca ayat. Maka saya bertanya kepada beliau 'wahai Rasul, kutebus engkau dengan ibu serta ayahku. Aku melihatmu berdiam antara takbir dan referensi ayat, apa nan kau baca saat itu?' Lalu Rasul menjawab (doa iftitah)," (Muttafaqun alaih)....
Bacaan salat NU, terutama dalam perihal ini adalah angan iftitah. Biasanya menggunakan angan iftitah nan bunyinya demikian:
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Bacaan Arab-Latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi kathiro wasubhanallahhibukrata waasila. Inni wajjahtu wajhiyalilladzi fatorossama waa tiwama fil ard. Khanifammuslima wama ana minal musyrikin. Inna solati wanusuki wamah yaa yaa wa mamati. Lillahirobbil alamin. Lasari kalahu wabida lika umirtu wa ana minal muslimin.
Artinya: "Allah Maha Besar, dengan segala Kebesarannya. Segala Puji nan sebanyak-banyaknya kepada Allah. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan, pembuat langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri. Sesungguhnya saya bukanlah termasuk orang nan menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup serta matiku, hanya milik Allah. Tuhan semesta alam, tiadak sekutu baginya. Dan saya termasuk orang-orang nan bertawakal diri (muslimin)."
Sedangkan angan iftitah Muhammadiyah terdapat dua versi, dan salah satunya ialah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نقِنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالتَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Bacaan Arab-Latin: Allahumma baa'id baini wabaina khathoo yaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi Allahumma nagginii minal khathooyaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi. Allahummaghshil khathaayaaya bil maa'i wats tsalji wal baradi. (HR Bukhari dan Muslim).
Perbedaan tersebut juga, disampaikan oleh salah satu pengguna website Quora nan berjulukan Aris Riyanto. Dalam tulisannya tersebut dia mengungkapkan bahwa perbedaan antara angan iftitah Muhammadiyah dan NU, didasarkan pada adanya pendekatan dan prinsip nan berbeda di antara kedua organisasi besar Islam tersebut.
NU lebih menjunjung tinggi fatwa ustadz (terutama ustadz NU). Sehingga banyak angan doa turun temurun, ritual, tradisi NU, dan juga referensi tambahan unik NU saat salat, sebelum, dan sesudahnya.
Sedangkan Muhammadiyah lebih ke modernisasi dan anti TBC (Takhayul, Bidah & Khurafat). Sehingga referensi dan ritual salat pun kudu sesuai dengan tuntunan hadits dan fatwa Muhammadiyah. Lebih jelas lagi, dia menjelaskan perbedaan lain seperti contoh berikut:
Penggunaan "sayyidina", NU: ya, Muhammadiyah: tidak.
Niat solat pakai "ushalli...", NU: ya, Muhammadiyah: tidak.
Salam-salaman setelah salat, NU: ya, Muhammadiyah: tidak.
Ketiga contoh di atas sudah sesuai dengan fatwa ustadz NU dan diperbolehkan oleh ustadz NU, tapi tidak dijumpai dalam Hadits manapun. Sehingga dilakukan oleh NU tidak dilakukan oleh Muhammadiyah.
Contoh lain dari perbedaan NU dan Muhammadiyah, selain dai referensi angan iftitah:
Hisab hilal, NU: tidak, Muhammadiyah: ya.
Padahal metode hisab tidak disebut secara jelas di Hadits manapun, justru Rukyat nan ada. Namun Muhammadiyah menggunakan hisab (padahal tidak ada Hadits khusus), lantaran sesuai fatwa Muhammadiyah melalui beragam pertimbangan menggunakan Hisab sesuai perkembangan era & modernisasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut referensi angan iftitah Muhammadiyah, berikut bacaannya di bawah ini.
Doa Iftitah Muhammadiyah
Adapun angan iftitah Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
Doa iftitah Muhammadiyah jenis pertama
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نقِنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالتَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Bacaan Arab-Latin: Allahumma baa'id baini wabaina khathoo yaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi Allahumma nagginii minal khathooyaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi. Allahummaghshil khathaayaaya bil maa'i wats tsalji wal baradi. (HR Bukhari dan Muslim)
Artinya: "Ya Allah, jauhkan saya dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat, putih dari noda, ya Allah, bersihkan dosa-dosaku dengan air, salju, dan hujan es."
Doa iftitah Muhammadiyah jenis kedua
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ)، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لا إلَهَ لِي إِلا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَكْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنتَ وَاهْدِنِي لأَحْسَنِ الأَخْلاقِ لا يَهْدِى لَأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لا يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالخَيْرُ كُله في يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Bacaan Arab-Latin: Wajjahtu wajhiya lilladzi fathoros samaawaati wal ardh, hanifan musliman wama ana minal musyrikiin, inna sholaati wanusukii wamahyaaya wamamaati lillahi robbil 'alamin. Laa syarikalahu wabidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin [wa anaa minal muslimiin]. Allahumma antal malik. Laa ilaaha illa anta. Anta robbii wa ana 'abduka. Zholamtu nafzi wa'taroftu bidzanbi, faghfirlii dzunubii jami'aa. La yaghfirudz dzunuba illaa anta. Wahdini liahsanil akhlaqi, laa yahdi li ahsanihaa illaa anta. Washrif 'annii sayyi'ahaa la yashrifu 'annii sayyi'ahaa illa anta. Labbaika wa sa'daika, wal khoiru kulluhuu fii yadaika. Wasy syarru laisa ilaika anaa bika wa ilaika. Tabaarokta wa ta'aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilatik. (HR Muslim)
Artinya: "Aku menghadapkan wajahku kepada Dia nan menciptakan langit dan bumi, tegak dan Muslim, dan saya bukan dari orang-orang musyrik. Aku meninggal demi Allah, Tuhan semesta alam, Dia tidak mempunyai pasangan, dan dengan itu saya telah diperintahkan, dan Aku nan pertama dari umat Islam (dan saya dari umat Islam), ya Allah, Engkau adalah Raja, saya tidak mempunyai Tuhan selain Engkau, Engkau adalah Tuhanku dan saya adalah hamba-Mu. Ampunilah saya semua dosaku, tidak ada nan mengampuni dosa selain Engkau , dan tuntunlah saya dengan perilaku terbaik, tidak ada nan membimbing mereka selain Engkau, dan jauhkan kejahatan dariku. Oh, tidak ada nan bisa menjauhkan kejahatannya dariku selain Anda siap melayani Anda dan bahagia, dan semua kebaikan adalah di tangan Anda, dan kejahatan bukan untuk Anda, saya di dalam Anda dan untuk Anda saya bertobat. Saya meminta maaf dan bertobat kepada Anda".
Dengan adanya dua jenis angan iftitah Muhammadiyah ini, penduduk Muhammadiyah tidak perlu bingung referensi mana nan kudu dibaca. Karena, kedua pengganti angan iftitah tersebut dianggap sebagai pilihan resmi persyarikatan. Pendapat mengenai angan iftitah tersebut dapat dijadikan pedoman penduduk Muhammadiyah tanpa menafikan adanya pengganti lain nan juga shahih.
Hal tersebut, sebagaimana penjelasan dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah nan menyatakan bahwa, mereka telah melakukan mudarasah dan ijtihad kolektif dalam memilih kedua pengganti angan iftitah tersebut secara hierarkis. Maksudnya, mereka memberikan tingkatan alias urutan keistimewaan untuk kedua pengganti tersebut.
Alternatif alias jenis pertama nan berbunyi, "Allahumma ba'id baini..." dianggap lebih sahih dalam kualitas periwayatannya. Hal ini didasarkan pada hadits shahih nan diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan lainnya melalui Abu Hurairah. Selain itu, redaksi pertama tersebut dianggap lebih praktis alias ringkas dibandingkan pengganti lainnya.
Sementara itu, angan iftitah Muhammadiyah nan bunyi awalnya yaitu, "Wajjahtu wajhiya..." juga dianggap sebagai pengganti nan valid. Dalil nan digunakan untuk angan ini termasuk hadits shahih nan diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya. Demikianlah keputusan nan diambil oleh Muhammadiyah dalam musyawarah nasional Tarjih.
Dengan kata lain, kedua angan iftitah Muhammadiyah di atas secara sah dapat digunakan oleh penduduk Muhammadiyah ketika menunaikan salat baik salat wajib maupun sunnah.
Hikmah Membaca Doa Iftitah
Hikmah dari membaca angan iftitah sendiri ialah sebagai berikut:
Mendapatkan intens dalam shalat
Dalam angan iftitah, terdapat permohonan untuk dijauhkan dari gangguan-gangguan dan pikiran-pikiran nan memecah konsentrasi dalam salat. Membaca angan iftitah secara rutin dapat membantu kita untuk lebih konsentrasi dan intens dalam salat, sehingga ibadah kita lebih berfaedah dan bermanfaat.
Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Ibnu Majah nan menyatakan, "Siapa nan salat dengan mengikuti imam, kemudian dia memahami sebagian dari apa nan diucapkan oleh imam, niscaya diampuni dosa-dosanya nan telah lalu." Dengan membaca angan iftitah, kita bisa lebih memahami dan meresapi makna dari setiap kalimat nan diucapkan dalam salat.
Memperoleh pembebasan dari Allah swt
Dalam angan iftitah terdapat permohonan untuk diampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan nan telah dilakukan. Membaca angan iftitah secara rutin dapat membantu kita untuk selalu ingat bakal dosa-dosa kita dan selalu berupaya untuk memperbaiki diri. Hal ini sejalan dengan hadist riwayat Muslim nan menyatakan, "Setiap hamba melakukan dosa, dan sebaik-baik orang nan melakukan dosa adalah nan bertobat." Dengan membaca angan iftitah, kita bisa memohon pembebasan dan rahmat Allah swt atas dosa-dosa nan kita lakukan.
Menjadi lebih dekat dengan Allah swt
Dalam angan iftitah terdapat permohonan untuk dijauhkan dari sifat-sifat nan tidak disukai Allah swt dan dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba nan Allah swt cintai. Membaca angan iftitah secara rutin dapat membantu kita untuk lebih mengenal Allah swt dan mengikuti kehendak-Nya. Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Bukhari nan menyatakan, "Allah berfirman, 'Siapa nan mendekat kepada-Ku dengan sesuatu nan lebih Aku cintai daripada nan Aku wajibkan kepada mereka, niscaya Aku bakal menjadi matanya nan melihat, telinganya nan mendengar, dan tangannya nan bergerak.'"
Meraih pahala nan besar
Dalam angan iftitah, terdapat permohonan untuk memohon keberkahan dan rahmat dari Allah swt. Membaca angan iftitah secara rutin dapat membantu kita untuk meraih pahala nan besar dari Allah swt. Hal ini sejalan dengan hadist riwayat Muslim nan menyatakan, "Setiap kebaikan perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap orang bakal mendapat sesuai dengan apa nan diniatkannya." Dengan membaca angan iftitah, kita bisa memperoleh pahala besar dari Allah swt jika niat kita ikhlas.
Nah, itulah referensi angan iftitah Muhammadiyah, meskipun terdapat perbedaan angan iftitah antara Muhammadiyah dan NU. Hal itu, tak lantas kudu dipermasalahkan lantaran keduanya sama-sama sahih dan mempunyai perbedaan pandangan masing-masing. Demikian semoga bermanfaat.
(Risdawati/dis)
Tonton juga video berikut: