Obat Cidofovir Untuk Cacar Monyet Dari Singapura Sudah Mendarat Di Indoesia

Berita198 Dilihat

Obat Cidofovir untuk Cacar Monyet dari Singapura Sudah Mendarat Di Indoesia – Obat ini mengandung obat antivirus yang juga dapat digunakan untuk mengobati virus orthopox, termasuk infeksi kepala monyet.

Lucia Rezka Andalusia, Sekretaris Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Cheminex), mengatakan saat ini cidofovir disimpan di Gudang Farmasi Pusat Kementerian Kesehatan Jakarta. Namun jumlah obat yang masuk tidak disebutkan.

Baca juga : Aman Bagi Ibu Hamil Untuk Minum Air Galon, WHO Menyatakan Bahwa BPA Bukan Penyebab Kanker

Tidak banyak kasus monkeypox di Indonesia, sehingga sejauh ini baru satu kasus positif yang terkonfirmasi, sehingga penyebaran cidofovir masih terkonsentrasi di Jakarta. Jakarta juga merupakan wilayah dengan jumlah laporan uji sampel terbanyak terkait kasus cacar air pada kera.

Cidofovir, obat yang paling umum untuk digunakan pada monkeyheads, saat ini sedang ditolak izinnya di masa mendatang. Padahal, Indonesia sebelumnya disebut-sebut dalam proses pemesanan Tecovirimat Amerika Serikat (AS).

Rizka mengatakan kepada Health Liputan6.com setelah konferensi pers untuk program hibah COMSTECH-OIC dan pembukaan pusat OKI: “Kami tidak menggunakannya untuk Tecovirimat. Kami sudah memiliki cidofovir dan kami dari Singapura.” The Network of Excellence (CoE) Institute for Vaccines and Biotechnology Products di gedung Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Kamis 15 September 2022.

“Kasus (cacar monyet) tidak banyak di Amerika Serikat (Indonesia), tapi ya, stoknya ada di apotek pusat Kementerian Kesehatan, terutama di Jakarta. Berapa (sidofovir) itu? , saya benar-benar tidak tahu tidak.

Baca Juga : Aktris Jung Chaeyeon Dari Drama Korea “Golden Spoon” Terluka Saat Syuting

Menurut Departemen Kesehatan per 12 September 2022, ada 60 orang yang terkait dengan monkeypox, salah satunya terkonfirmasi. Dari semua kasus, 50 dikesampingkan atau diuji negatif untuk kepala monyet.

Selain itu, sembilan kasus lain dalam kategori ini masih dianalisis kerentanannya terhadap monkeyhead. Inspeksi biasanya selesai dalam dua hingga tiga hari.

Per 12 September 2022, tanggal hasil kasus cacar monyet adalah sebagai berikut:

Total ada 60 laporan yang diterima.

Kemenkes juga menyebutkan ada 1 kasus terkonfirmasi, 7 kasus suspek dan 34 kasus eksklusi di DKI Jakarta. Jawa Barat memiliki 1 Tersangka dan 3 Eliminator dan Banten memiliki 1 Tersangka dan 3 Ditinggalkan.

Selain itu, ada dua penelantaran di Jawa Tengah. Jawa Timur memiliki 1, 1 Kepulauan Riau yang terlantar, 2 Kepulauan Riau (Kipri) yang terlantar, 2 Kepulauan Sulawesi Selatan dan 2 Kepulauan Sulawesi Tengah yang terlantar.

Cidofovir, juga dikenal sebagai Vistide, adalah obat antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan retinitis sitomegalovirus (CMV) pada pasien dengan sindrom defisiensi imun (AIDS).

Retinitis CMV adalah peradangan pada retina yang dapat menyebabkan kebutaan.

Pada 28 Juli 2022, pembaruan CDC tidak menyertakan data tentang kemanjuran cidofovir dalam mengobati kasus cacar monyet pada manusia. Namun, telah terbukti efektif melawan virus orthopox di laboratorium dan penelitian pada hewan.

Virus monkeyhead termasuk dalam genus Orthopoxvirus. CDC memiliki protokol akses yang diperluas yang memungkinkan penggunaan cidofovir buffer untuk mengobati orthopoxviruses (termasuk monkeypox) selama wabah.

Tidak diketahui apakah orang dengan infeksi cacar monyet yang parah dapat memperoleh manfaat dari pengobatan dengan cidofovir, tetapi penggunaan dapat dipertimbangkan dalam kasus tersebut.

Brincidofovir mungkin lebih aman daripada cidofovir, menurut CDC. Brincidofovir adalah obat antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS pada 4 Juni 2021 untuk pengobatan cacar manusia pada orang dewasa dan anak-anak.

Tidak ada data tentang kemanjuran brincidofovir dalam pengobatan varisela monyet pada manusia. Mirip dengan cidofovir, telah terbukti efektif melawan virus orthopox di laboratorium dan penelitian pada hewan.

CDC sedang mengembangkan EA-IND untuk mempromosikan penggunaan brincidofovir untuk mengobati cacar air monyet.

Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke-9 DPR RI pada akhir Agustus 2022, Indonesia memesan Tecovirimat, obat cacar monyet, dari Amerika Serikat, yang diserahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. terutama. .

Tecovirimat adalah agen antivirus terhadap cacar (variola) yang penggunaannya (perpanjangan akses) sedang diperluas untuk juga digunakan dalam monkeypox.

Pada hari yang sama, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) Benny K. Lokito mengembangkan dan menggunakan obat, Ticofirim, untuk mengobati penyakit cacar.

Tecovirimat telah disetujui oleh European Medicines Agency (EMA) untuk digunakan dalam monkeypox berdasarkan data dari penelitian pada hewan dan manusia. Tecovirimat sedang digunakan melalui mekanisme akses yang diperluas untuk uji klinis di Amerika Serikat selama keadaan darurat cacar air monyet.

“Kalau bicara tentang obat cacar monyet, sebenarnya sama untuk cacar. Jadi obat cacar masih bisa digunakan untuk mengobati cacar monyet. Ada pengobatan tecovirmate untuk cacar monyet, tapi FDA tidak’ t menggunakannya untuk mengobati monkeypox Approved uji klinis,” kata Benny di Kompleks Kongres di Senayan, Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *