Rasanya Campur Aduk! Aku Hamil Lagi, Anak Pertama Baru 8 Bulan dan Akhirnya Speech Delay - aslisunda.com

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta -

#HaiBunda setelah 4 bulan menikah, saya mengandung anak pertama. Kehamilan sudah masuk usia 40 minggu, bayi kami tetap anteng di kandungan.

Keesokan harinya, saya ingat sekali itu hari Jumat, baru keluar lendir. Aku cari info di google, itu salah satu tanda mau melahirkan. Aku cek ke Polibun (Poliklinik Kebun) lantaran saat itu, saya kerja di salah satu pabrik sawit di Kalimantan Tengah.

Bidan mengecek, tetap bukaan 1 dan kasih tau jika anak pertama jarak waktu bukaannya belum bisa diprediksi. Katanya, beda sama anak kedua dan seterusnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Tenang aja ya, Bun, sabar kelak jika sakitnya udah sering bisa datang lagi ke sini," ujar Bidan.

Sehari setelah itu, saya merasakan sakit banget tapi setiap dicek tetap bukaan 2. Punggungku juga sakit sekali. Karena takut kelamaan di Polibun, akhirnya saya pulang lagi ke rumah dinas. Saat tengah malam, saya merasakan air ketuban rembes.

Aku langsung dibawa ke Polibun dan langsung ada tindakan. Aku disuntik rangsang dan rasa sakitnya Masya Allah. Sampai jam 4 pagi, bukaan sudah komplit dan saya kecapekan untuk mengejan. Aku tetap berupaya dan Alhamdulillah, anak pertama lahir jam 6 pagi.

Perjuangan melahirkan nan luar biasa, bersambung perjuangan menyusui. Puting payudaraku berdarah dan sakit banget. Masya Allah! Aku sampai ngedrop, semua terasa gelap, dan saya langsung dibawa ke Polibun.

Aku diinfus, diopname semalam, tapi bayiku di rumah sama kakakku. Terpaksa, si bayi minum susu formula sampai saya boleh pulang ke rumah. Setelah dua minggu, saya sudah fit dan mengurus bayi sendiri. Tapi setelah libur melahirkan habis, saya kudu menitipkan anak ke pengasuh. Sedih!

Waktu itu, saya dan suami memutuskan KB alami. Saat anak pertama usia 8 bulan, rupanya saya mengandung lagi. Rasanya kombinasi aduk! Kasihan anak kami, tapi ini sudah jalan nan Allah tentukan.

Saat kehamilan kedua ini masuk usia 8 bulan, saya dan suami memutuskan resign lampau pulang ke Jawa Tengah. Aku pun melahirkan anak kedua di kampung halaman.

Yang saya sayangkan, anak pertama tetap minim kosa kata di usia 1,5 tahun. Lalu di umur 2 tahun, Si Sulung saya bawa terapi di RSUD Rembang. Tapi lantaran nggak ada nan bisa saya titipkan adiknya, terpaksa terapi kakaknya berhenti.

Terapis bilang, jika anak kami kurang stimulasi, bisa jadi pemalu, mengerti sesuatu tapi nggak mau mengucap. Dia juga menyarankan, Kakak disekolahkan di PAUD agar belajar sosialisasi sama teman-teman.

Aku coba sekolahkan tapi beberapa bulan saja, Kakak nggak mau lagi di sekolah itu. Aku pindahkan ke sekolah lain dan akhirnya mau. Aku tinggal pun dia tetap mau sekolah. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit mulai bertambah kosa kata nan dia bisa.

Sekarang, usianya sudah 3 tahun dan saya percaya Kakak pasti bisa!

-Bunda E, Jawa Tengah-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik bakal mendapat bingkisan menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

Sumber haibunda.com
haibunda.com